Menurut
pandangan Estiningsih (Ditendik:1994:4), alat peraga merupakan media pengajaran
yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari. Alat peraga
merupakan bagian dari media pembelajaran yang secara khusus memiliki sifat dan
cara kerja konsep yang sedang dipelajari secara abstrak. Jadi dengan alat
peraga, hal-hal abstrak dapat disajikan dalam bentuk model yang berupa benda
konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih
mudah dipahami.
Sumardyono (2004:36) mengemukakan
dari segi ethimologi, alat peraga dapat diartikan sebagai alat yang
memperagakan suatu konsep atau prinsip. Kata memperagakan menunjukkan paling
tidak pada tiga pengertian: (1) menjadikannya jelas secara visual, (2)
menjadikannya konkret (dapat disentuh), (3) menjadikannya bekerja pada satu
konteks. Namun pentingnya alat peraga tidak cukup dari segi etimologi saja.
Walau tidak ada definisi formal tentang alat peraga, namun Sumardiono memandang
alat peraga (matematika) dapat mendeskripsikan melalui dua pendekatan definisi.
1. Pendekatan Ginetik
Pendekatan
ini memandang alat peraga sebagai cara untuk mempermudah siswa memahami suatu
konsep (abstrak). Operasionalisasi dari definisi ini antara lain mencontohkan,
mengkonkritkan, menjalankan atau memperagakan serta memvisualkan.
2. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan
ini memandang alat peraga tidak hanya mempermudah pemahaman konsep tetapi juga
sebagai sumber konkrit. Operasional dari definisi ini sangat banyak, termasuk
diantaranya adalah alat permainan yang mengutamakan strategi problem solving
dan investigasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar