Seperti yang
ada di postingan sebelumnya bahwa kehidupan Paulo Freire bisa dibilang
menderita karena ia merupakan orang “kecil” yang sering menderita kelaparan dan
tertindas. Tetapi melalui pengalaman-pengalaman tersebut Paulo Freire bisa
melahirkan pemikiran-pemikiran baru yang berpengaruh di seluruh dunia. Tetapi ternyata,
dalam perjalanannya menghasilkan karya tersebut sangat banyak suka duka yang
dialaminya. Paulo Freire juga pernah mengalami masa pembuangan di Brazil akibat
Pemikiran-pemikirannya boleh dikata radikal.
Pada Juni tahun 1964, Freire dipenjara di
Brazil selama 70 hari sebagai seorang penghianat. Setelah itu ia tinggal di
Bolivia dan tidak lama kemudian ia tinggal di Chile selama 5 tahun dan bekerja
disana. Tahun 1967 ia menerbitkan buku pertamanya, Education as the Practice o Freedom yang membuatnya mendapat banyak
pujian dan posisi sebagai profesor kunjungan di Harvard pada tahun 1969. Tahun 1968
ia menulis Pedagogy of The Oppressed yang diterbitkan dalam bahasa spanyol dan
inggris tahun 1970, tetapi tidak di Brazil hingga tahun 1974.
Freire diundang ke Genewa tahun 1970 dan
bekerja selama 10 tahun. Selama waktu tersebut Freire juga berkeliling dunia
membantu negara-negara lain untuk mengimplementasikan pendidikan yang layak dan
reformasi tuna aksara.
Tahun 1979, setelah 15 tahun masa
pembuangan, Freire diperbolehkan kembali ke Brazil tahun 1980. Di brazil,
akhirnya Freire mulai mendapat pengakuan dan banyak penghargaan. Ia menerima
berbagai penghargaan termasuk gelar doktor kehormatan, the King Balduin Prize for Internasional Development, The Prize of
Outstanding Christian Education di tahun 1985 bersama Elza, istrinya dan the UNESCO 1986 Prize for Education for
Peace. Freire dikenal dunia karena pengaruhnya yang mendalam pada pemikiran
dan praktik pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar