Paulo
Freire dilahirkan dan dibesarkan di Brazil. Ia prihatin terhadap kehidupan
rakyat Brazil, terutama mereka yang tertindas. Ketertindasan manusia dan
masyarakat menjadi tema utama pedagoginya yang ditujukan pada pembebasan
mereka. Banyak anggota masyarakat Brazil dan Amerika Latin pada umumnya adalah “mayat
hidup”, “bayangan-bayangan” dari manusia, manusia-manusia tanpa harapan,
perempuan-perempuan, dan anak-anak yang menjadi korban perang tanpa akhir. Saya
rasa maksud dari kalimat tersebut adalah pada masa hidup Freire, orang-orang
Brazil digambarkan sangat tertindas oleh kaum penguasa, mereka hidup dengan
tidak pasti dan hanya tunduk kepada penguasa seperti boneka. Freire juga
menjelaskan bahwa pada masanya banyak petani atau orang-orang yang menjadi
budak untuk menghindari kelaparan. Selain itu, di Brazil, perempuan tidak diperbolehkan untuk
berpartisipasi dalam politik. Bisa dibayangkan betapa lemahnya kedudukan wanita
saat itu. Selama masa Abad ke-16 hingga 19, Brazil adalah masyarakat yang tidak
memiliki pengakuan individu, artinya hak individu diabaikan oleh negara atau
atau orang-orang yang berkuasa. Brazil pada saat itu juga bukan negara yang
berpendidikan, pendidikan disana masih rendah.
Paulo Freire yang kemudian adalah juga
menjadi seorang tokoh pendidik internasional, melakukan refleksi-refleksi politik,
ekonomi dan pendidikan yang berlangsung dalam latar belakang internasional
sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kondisi Brazil dan Dunia pada saat itu. Karya-karya
dan pemikiran Freire mampu mengunggah hati dan memunculkan harapan masyarakat
untuk tidak lagi tunduk tertindas, melainkan untuk bangkit melawan. Jadi pemikiran-pemikiran
freire dianggap radikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar