Selama
ini, gambaran tentang guru-guru di indonesia memang bermacam-macam. Ada yang
mengatakan kreatif, cakap, profesional, namun banyak juga siswa yang merasakan
dan mengeluhkan (termasuk saya sendiri) bahwa pengajar atau guru di Indonesia
itu sombong. Sombong dalam artian merasa paling benar dan siswa tidak tahu
apa-apa. Itulah yang salah dalam etika pendidik saat ini, tidak adanya saling
keterbukaan antara guru dan murid. Guru merupakan teladan bagi siswanya, jadi
tidak heran bila melihat output
pendidikan melahirkan manusia-manusia yang congkak, ‘sok tahu’, merasa paling
benar, ingin menang sendiri, dan lain-lain karena pengajarnya pun sombong. Guru
mungkin lupa bahwasanya mereka juga manusia yang tidak luput dari kesalahan. Bayangkan
saja jika semua guru di Indonesia seperti itu, akan jadi apa pendidikan di
Indonesia saat ini? Jika guru seperti itu, siswanya pun akan segan-segan untuk
menyuarakan pendapatnya dan akhirnya menjadikan siswa itu pasif. Coba jika kita
menengok pengajar-pengajar di negara-negara maju, siswanya tidak takut untuk
berargumen karena gurunya pun terbuka terhadap ide maupun masukan dari
siswanya. Selain itu jika, guru dan siswa sama-sama dapat menghargai
keterbukaan, belajar di kelas pun akan menjadi lebih menyenangkan, mungkin
tidak akan ada lagi siswa yang mencibir guru di belakangnya. Intinya adalah
baik siswa dan pengajar adalah manusia yang masih sama-sama belajar mencari
kebenaran, sehingga harus ada kesetaraan pada keduanya demi pendidikan yang lebih
maju dan bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar