Kebenaran adalah sesuatu yang dicari oleh manusia
karena manusia identik dengan rasa ingin tahunya.Pada dasarnya manusia
terdorong untuk selalu melakukan kebenaran jika ia mengerti dan memahami makna
dari kebenaran itu. Tanpa memahami kebenaran manusia akan menagalami konflik
pertentangan batin, psikologis, atau bisa disebut juga kebingungan. Dalam
kehidupan manusia, segala sesuatu yang dilakukan harus diiringi kebenaran agar
manusia tidak lari dari kenyataan hidupnya. Sejauh yang penulis pelajari,
ternyata ada banyak teori tentang kebenaran dalam filsafat, diantaranya Teori
kebenaran Korespondensi, Teori Kebenaran Konsistensi, Teori kebenaran
Pragmatisme, dan Teori kebenaran Religius.
Yang pertama, dalam teori korespondensi, kebenaran
terbukti benar bila ada kesesuaian antara suatu yang dipikirkan dengan objek
yang dimaksud. Kedua, dalam Teori Konsistensi, kebenaran akan terbukti benar
bila setelah dilakukan pada berbagai kondisi hasilnya akan tetap atau
konsisten. Ketiga, pada teori pragmatisme, sesuatu itu benar jika mengembalikan
pribadi manusia di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan
penyesuaian-penyesuaian dengan tuntutan lingkungan. Keempat, Pada teori
religius, kebenaran bersumber dari Tuhan melalui wahyunya, dalam hal ini
kebenaran bersifat mutlak (tidak dapat diganggu gugat).
Kebenaran ialah fungsi kejiwaan. Untuk mencari
kebenaran, manusia dapat melakukan banyak hal karena kebenaran dapat diperoleh
melalui pengalaman, kebenaran dapat diperoleh melalui berfikir dan bertanya,
kebenaran dapat diperoleh dengan belajar, kebenaran juga bisa didapat dengan
kepercayaan atau wahyu Tuhan, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar