Para ahli
filsafat memandang intuisi sebagai rasional dan superior terhadap berpikir
analitik, beberapa ahli filsafat memandang bahwa intuisi tidak pernah salah. Ahli
filsafat, Bergson, membedakan antara intuisi dengan penalaran analitik. Menurutnya,
kedua istilah tersebut tidak memiliki sistem kognitif yang berbeda, tapi
merupakan dua sisi dalam aktivitas berpikir. Dalam bidang psikologi, Jung
menyatakan bahwa intuisi adalah salah satu fungsi kognitif di antara tiga
fungsi lainnya, yaitu thinking, feeling, sensation. Beberapa ahli psikologi
memandang intuisi berfungsi paralel dengan berpikir analitik dan hasil intuisi
bisa saja salah. Ahli matematika, Hadamard, menyatakan bahwa intuisi merupakan
cara untuk memahami bukti dan konseptualisasi.
Pandangan
tentang peran intuisi dalam matematika telah memberikan gambaran yang jelas
tentang landasan, struktur dan kebenaran matematika yang di dalamnya didominasi
pembahasan tentang peran dan kedudukan intuisi sebagai dasar matematika. Menurut
Immanuel Kant, pemahaman maupun konstruksi matematika diperoleh dengan cara
terlebih dahulu menemukan intuisi murni pada akal atau pikiran kita. Matematika
yang bersifat sintetik dapat dikonstruksikan melalui tahapan intuisi yaitu
intuisi penginderaan terkait dengan objek matematika yang dapat diserap. Intuisi
akal mensintesiskan hasil intuisi penginderaan ke dalam intuisi ruang dan waktu
yang kemudian rasio kita dihadapkan pada putusan-putusan argumen matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar