Jumat, 30 Desember 2016

Intuisi Matematika


Para ahli filsafat memandang intuisi sebagai rasional dan superior terhadap berpikir analitik, beberapa ahli filsafat memandang bahwa intuisi tidak pernah salah. Ahli filsafat, Bergson, membedakan antara intuisi dengan penalaran analitik. Menurutnya, kedua istilah tersebut tidak memiliki sistem kognitif yang berbeda, tapi merupakan dua sisi dalam aktivitas berpikir. Dalam bidang psikologi, Jung menyatakan bahwa intuisi adalah salah satu fungsi kognitif di antara tiga fungsi lainnya, yaitu thinking, feeling, sensation. Beberapa ahli psikologi memandang intuisi berfungsi paralel dengan berpikir analitik dan hasil intuisi bisa saja salah. Ahli matematika, Hadamard, menyatakan bahwa intuisi merupakan cara untuk memahami bukti dan konseptualisasi.
            Pandangan tentang peran intuisi dalam matematika telah memberikan gambaran yang jelas tentang landasan, struktur dan kebenaran matematika yang di dalamnya didominasi pembahasan tentang peran dan kedudukan intuisi sebagai dasar matematika. Menurut Immanuel Kant, pemahaman maupun konstruksi matematika diperoleh dengan cara terlebih dahulu menemukan intuisi murni pada akal atau pikiran kita. Matematika yang bersifat sintetik dapat dikonstruksikan melalui tahapan intuisi yaitu intuisi penginderaan terkait dengan objek matematika yang dapat diserap. Intuisi akal mensintesiskan hasil intuisi penginderaan ke dalam intuisi ruang dan waktu yang kemudian rasio kita dihadapkan pada putusan-putusan argumen matematika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar