Matematika
TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual
yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran
individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa bekerja dalam
tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa
secara rutin, saling membantu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling
memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri mereka dari
memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang
berasal dari tim-tim heterogen. Pengaturan seperti ini memberikan kesempatan
melakukan pengajaran langsung yang tidak terdapat dalam hampir semua
metode-metode pengajaran individual. TAI dirancang untuk memperoleh manfaat
yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran
kooperatif. (Slavin, 2008)
Banyak sekali
kelebihan-kelebihan yang didapatkan dari penerapan model pembelajaran TAI ini
dalam kelas matematika diantaranya pada aspek pencapaian prestasi akademik,
tanggung jawab siswa, hubungan interaksi kelompok dan antar kelompok, kerjasama
antar kelompok, penerimaan terhadap siswa yang lemah secara akademik, dan
sebagainya.
Dalam penerimaan terhadap
siswa yang lemah secara akademik, ditemukan pengaruh yang sangat positif, yaitu
dalam hubungan pertemanan dengan siswa yang memiliki cacat akademik dan dalam
menurunkan tingkat penolakan terhadap para siswa ini. Lebih jauhnya terlihat
dari penilaian para guru terhadap perilaku siswa dengan cacat akademik. Bahkan
kenyataannya, sampai saat melakukan tes pasca program, siswa-siswa dengan cacat
akademik dalam kelas-kelas TAI dinilai setara dengan siswa-siswa kelas kontrol
yang perkembangannya normal, dalam hal masalah perilaku, walaupun mereka
dinilai jauh lebih buruk dibandingkan siswa-siswa kelas kontrol dalam hasil tes
sebelum program.
Dalam pencapaian prestasi
akademik, siswa-siwa yang pencapaiannya lebih rendah memperoleh manfaat yang
besar dari pembelajaran TAI ini serta siswa yang pencapaiannya tinggi akan
semakin pintar karena siswa yang memberikan penjelasan terperinci terhadap
teman sekelompoknya biasanya belajar lebih banyak daripada yang menerima. Jadi
baik siswa yang pencapaiannya rendah, sedang dan tinggi akan sama-sama
memperoleh manfaat yang positif.
Dalam interaksi sosial,
pembelajaran TAI mampu membantu siswa untuk belajar dan menerima perbedaan,
serta menghargai bahwa setiap orang memiliki kelebihannya sendiri yang bisa
berkontribusi kepada kelompok. Siswa yang prestasi akademiknya bagus biasanya
sering kali memiliki kemampuan sosial yang lemah. Pembelajaran kooperatif tipe
TAI ini mampu membantu siswa seperti ini belajar mengenai pentingnya kemampuan
interpersonal bersamaan dengan kemampuan akademik.
Dalam hal tanggung jawab,
siswa-siswa akan bertanggung jawab karena mereka mempunyai kewajiban untuk
belajar secara individu juga, selain itu pada akhir pembelajaran pun akan
diberikan tes secara individu untuk mengukur sejauh mana mereka belajar, selain
itu sesama anggota kelompok juga dituntut untuk memeriksa hasil pekerjaan teman
sekelompoknya, sehingga dalam kelompok TAI tidak ada lagi siswa yang hanya
mengandalkan pada satu orang yang pandai saja melainkan setiap anggota akan
bertanggung jawab dalam belajarnya.
Kelebihan lainnya yaitu, siswa
yang tadinya tidak menyukai matematika dan frustasi karena tidak bisa memahami
serta gagal dalam setiap ujian akan mampu bekerja pada tingkat kemampuan mereka
sendiri dan meraih sukses dalam pembelajaran TAI ini.
Dua kajian telah menilai
pengaruh dari TAI terhadap hubungan antar kelompok. Oishi, Slavin dan Madden
(1983) menemukan pengaruh positif dari TAI, siswa-siswa TAI lebih toleran
terhadap perbedaan etnik, kecerdasan, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar