Paham konstruktivisme
sudah banyak dikembangkan oleh berbagai ahli di dunia seperti Jean Piaget,
Vygotsky, Glasserfield, Confrey, dan lain-lain. Jenis paham konstruktivisme pun
bermacam-macam, ada konstruktivisme sosial, konstruktivisme radikal, konstruktivisme
pengetahuan yang dikembangkan oleh Piaget, dan masih banyak lagi.
Konsep pembelajaran konstruktivisme didasarkan
pada kerja akademik para ahli psikologi dan peneliti yang peduli dengan
konstruktivisme. Dari perspektif Konstruktivisme, belajar matematika bukanlah
suatu proses pengumpulan pengetahuan, melainkan tentang mengorganisisr
aktivitas, dimana kegiatan ini diinterpretasikan secara luas termasuk aktivitas
dan berfikir konseptual.
Dalam matematika, para ahli
konstruktivis setuju bahwa belajar matematika melibatkan manipulasi aktif dari
pemaknaan, bukan hanya bilangan dan rumus-rumus saja. Setiap tahap dari
pembelajaran melibatkan suatu proses penelitian terhadap makna dan penyampaian
keterampilan hafalan dengan cara yang tidak ada jaminan bahwa siswa akan
menggunakan keterampilan intelegennya dalam setting matematika. Konstruktivisme
telah memfokuskan secara eksklusif pada proses di mana siswa secara individual
aktif membangun realitas matematika itu sendiri. Dalam hal ini, fokus utama
belajar matematika adalah memberdayakan siswa untuk berfikir mengkonstruksi
pengetahuan matematika yang pernah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Konstruktivisme
ini ada hubungannya dengan pengetahuan subjektif, untuk memahami tentang
pengetahuan subjektif silakan baca pada postingan saya sebelumnya yang mengenai
pengetahuan subjektif.
Implementasi konstruktivisme dalam
kelas matematika dapat diatur oleh Guru. Dalam pembelajaran matematika, Guru harus
memahami perbedaan diantara siswa, melibatkan siswa secara fisik dalam proses
belajar, meminta siswa untuk memvisualisasikan, dan lain sebagainya. peranan
guru adalah mengarahkan siswa untuk membentuk pengetahuan matematika sehingga
diperoleh struktur matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar