Jumat, 30 Desember 2016

Penerapan Model Pembelajaran TAI dalam Kelas Matematika

Dalam model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), para siswa memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan (placement test) dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Secara umum, Anggota kelompok bekerja pada unit bagian yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes yang terakhir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor siswa. Tiap minggu, guru menjumlah angka dari tiap unit yang diselesaikan semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan tim  lainnya untuk tim yang berhasil melampaui kriteria skor yang didasarkan pada angka tes terakhir yang dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
                  Karena para siswa bertanggung jawab untuk saling mengecek satu sama lain dan mengelola materi yan disampaikan, guru dapat menghabiskan waktu di dalam kelas menyampaikan pelajaran kepada kelompok kecil siswa yang terdiri dari beberapa tim yang belajar pada tingkat yang sama dalam sekuen matematika. Sebagai contoh, guru akan menyebutkan serangkaian bilangan desimal, kemudian menyuruh siswa kembali kepada timnya untuk mempelajari mengenai bilangan desimal. Lalu guru akan memanggil menyebutkan serangkaian angka pecahan, dan seterusnya.
                  Dalam kelas TAI, para siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena mereka semua menginginkan tim mereka berhasil. Tanggung jawab individu hadir bisa dipastikan hadir karena skor yang diperhitungkan adalah skor akhir.
      Dalam matematika, kebanyakan konsep dibangun dari konsep sebelumnya. Apabila konsep sebelumnya tidak dikuasai, akan sulit untuk menguasai konsep selanjutnya. Dalam TAI, para siswa belajar pada kemampuan mereka sendiri-sendiri, jadi apabila mereka tidak memenuhi syarat kemampuan tertentu, mereka dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Selain itu, jika siswa dapat mencapai kemampuan lebih cepat, mereka tidak perlu menunggu anggota kelas lainnya. (Slavin, 2008:15)
                  Pada kegiatan pembelajaran TAI, pembelajaran yang dilakukan tidak lagi perpusat pada guru. Siswa lebih akti mengkontruksi pengetahuannya secara mandiri terlebih dahulu. Kemudian pengetahuan yang dibangun siswa  dibawa ke kelompok untuk dilakukan pengecekkan. Dengan demikian siswa dapat  mengatasi kesulitan atau kesalahan pada pembelajaran individual sehingga konsep yang dipelajari lebih melekat pada memori siswa serta hasil pencapaian pada matematikanya pun akan lebih tinggi. Tetapi tugas Guru disini juga harus tetap mengawasi kegiatan belajar siswa dan lebih sebagai fasilitator dalam pembelajarannya sehingga guru tidak lepas tangan begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar