Dalam
model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), para siswa memasuki
sekuen individual berdasarkan tes penempatan (placement test) dan kemudian
melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Secara umum, Anggota
kelompok bekerja pada unit bagian yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa
hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes yang terakhir akan dilakukan tanpa
bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor siswa. Tiap minggu,
guru menjumlah angka dari tiap unit yang diselesaikan semua anggota tim dan
memberikan sertifikat atau penghargaan tim
lainnya untuk tim yang berhasil melampaui kriteria skor yang didasarkan
pada angka tes terakhir yang dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban
yang sempurna dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
Karena para siswa bertanggung
jawab untuk saling mengecek satu sama lain dan mengelola materi yan
disampaikan, guru dapat menghabiskan waktu di dalam kelas menyampaikan
pelajaran kepada kelompok kecil siswa yang terdiri dari beberapa tim yang
belajar pada tingkat yang sama dalam sekuen matematika. Sebagai contoh, guru
akan menyebutkan serangkaian bilangan desimal, kemudian menyuruh siswa kembali
kepada timnya untuk mempelajari mengenai bilangan desimal. Lalu guru akan
memanggil menyebutkan serangkaian angka pecahan, dan seterusnya.
Dalam kelas TAI, para siswa
saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena
mereka semua menginginkan tim mereka berhasil. Tanggung jawab individu hadir
bisa dipastikan hadir karena skor yang diperhitungkan adalah skor akhir.
Dalam matematika, kebanyakan konsep
dibangun dari konsep sebelumnya. Apabila konsep sebelumnya tidak dikuasai, akan
sulit untuk menguasai konsep selanjutnya. Dalam TAI, para siswa belajar pada
kemampuan mereka sendiri-sendiri, jadi apabila mereka tidak memenuhi syarat
kemampuan tertentu, mereka dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ke
tahap berikutnya. Selain itu, jika siswa dapat mencapai kemampuan lebih cepat,
mereka tidak perlu menunggu anggota kelas lainnya. (Slavin, 2008:15)
Pada kegiatan pembelajaran
TAI, pembelajaran yang dilakukan tidak lagi perpusat pada guru. Siswa lebih
akti mengkontruksi pengetahuannya secara mandiri terlebih dahulu. Kemudian
pengetahuan yang dibangun siswa dibawa
ke kelompok untuk dilakukan pengecekkan. Dengan demikian siswa dapat mengatasi kesulitan atau kesalahan pada
pembelajaran individual sehingga konsep yang dipelajari lebih melekat pada
memori siswa serta hasil pencapaian pada matematikanya pun akan lebih tinggi.
Tetapi tugas Guru disini juga harus tetap mengawasi kegiatan belajar siswa dan
lebih sebagai fasilitator dalam pembelajarannya sehingga guru tidak lepas
tangan begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar