Segala sesuatu
di dunia ini pasti selalu berubah, tidak tetap. Kadang-kadang perubahan itu
menjurus ke kekacauan dan ketidaktertiban. Kekacauan di bidang ekonomi, hukum,
kebudayaan, sosial, nilai, kesusilaan, dan lain-lain. Nilai-nilai lama yang
telah terpatri di hati setiap penganutnya menjadi goyah akibat adanya perubahan
berkaitan dengan nilai-nilai baru yang muncul. Untuk menghadapi ketidakpastian,
ketidakserasian, dan ketimpangan serta perubahan dunia tersebut, hidup
berfilsafat dalam pendidikan akan membantu manusia dalam usahanya menenangkan
dirinya agar lebih mengerti dan bijaksana.
Dalam pendidikan sasaran utamanya
adalah meningkatkan kemampuan menanggulangi individu dalam menghadapi kecepatan
dan efisiensi dalam adaptasinya terhadap perubahan yang terus menerus. Dengan berpikir
filosofis, kiranya pendidik tidak sulit untuk mempersiapkan peserta didik
menghadapi perubahan menuju kemajuan. Jadi para guru tidak harus terpaku pada
nilai-nilai lama yang kolot dan tradisional tapi tetap mempertahankan
kebudayaan kita.
Menghadapi ilmu dan teknologi masa
depan, dunia tidak membutuhkan jutaan manusia yang sekedar melek huruf, siap
bekerja sama dalam tugas yang berulang-ulang tanpa akhir, dan tidak membutuhkan
orang yang menerima perintah begitu saja, melainkan manusia yang mampu menilai
dengan kritis dan mencari jalan sendiri di dalam lingkungan baru, yang segera
menemukan hubungan baru dalam kenyataan yang sedang berubah dengan cepat. Memang,
tugas pendidik di masa depan tidak mudah bahkan sangat sulit. Tetapi apabila
dalam pendidikan kita terbiasa dengan berpikir inovatif, kreatif dan selektif,
kita pasti mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi baik untuk pendidik maupun
peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar